2012 adalah tahun kesepuluh saya menjalani diet vegetarian. Delapan tahun saya bervegetarian dan akhirnya saya meningkatkannya menjadi vegan dalam dua tahun terakhir ini. Ketika memindahkan materi-materi dari blog yang lama ke blog yang baru ini, saya terpikir untuk memindahkan juga artikel yang satu ini karena saya rasa isinya cukup berharga untuk memberikan inspirasi bagi teman-teman vegetarian ataupun para calon vegetarian. Karena merupakan artikel dari blog sebelumnya, saya menyebutnya ‘repost’. Ada sedikit update disana sini, ada sedikit perubahan tampilan artikel melalui gambar dan pemenggalan paragraf yang lebih memudahkan Anda membacanya, tetapi sebagian besar isi dari artikel ini tetap sama. Selamat menikmati :)
Awal Cerita
Anda mungkin berpikir bahwa seorang vegetarian pada umumnya adalah orang yang memang tidak suka makan daging atau sangat menyayangi hewan. Bila itu yang Anda pikirkan, Anda salah! Hal tersebut tidak berlaku bagi saya. Saya menghabiskan 20 tahun kehidupan saya sebagai seorang pemakan daging. Entah sejak umur berapa saya bahkan hampir tidak menyentuh sayuran sama sekali, hanya 2-3 jenis sayuran yang bisa masuk ke mulut saya. Saya juga bukan orang yang mudah tersentuh oleh adegan kekejaman yang ada di depan saya.
Namun segalanya mulai berubah ketika memasuki usia remaja. Memasuki masa kuliah, saya mulai tertarik membaca berbagai buku-buku dari berbagai latar belakang agama, buku-buku filsafat dan kebijaksanaan. Semakin terbukanya cakrawala pikiran dan kesadaran saya mulai membuat saya berpikir ulang tentang apa yang saya makan. Saya mulai melihat hewan dari sudut pandang yang berbeda. Saya mulai menyadari betapa menderitanya hewan-hewan yang hidup di dunia ini, dan semua itu terjadi karena manusia merasa berhak memakan dan mengeksploitasi mereka.
Hati saya mulai terbuka, saya mulai tersentuh ketika melihat apa yang terjadi pada hewan. Melihat dan mendengar teriakan-teriakan dan ekspresi putus asa ketika mereka akan dibunuh, dikurung, diangkut di mobil-mobil yang menuju ke rumah pemotongan membuat saya semakin menguatkan tekad untuk berhenti menjadi orang yang ikut andil dalam menyebabkan penderitaan bagi mereka, yaitu dengan menjadi vegetarian.
Seperti semua orang pada umumnya, saya juga khawatir dengan masalah gizi, saya khawatir dengan bagaimana saya bersosialisasi nantinya, saya khawatir tidak direstui oleh orang tua saya, saya khawatir diejek teman-teman, dan masih ada seribu satu kekhawatiran lain yang berkecamuk dalam pikiran saya.
…saya menemukan begitu banyak orang-orang cerdas, penemu-penemu hebat, dan pemikir-pemikir besar masa lalu yang ternyata juga memilih vegetarian sebagai pilihan diet mereka.
Beruntung saya dilahirkan di era teknologi informasi yang begitu maju. Meskipun dengan fasilitas ala kadarnya, hanya melalui warnet-warnet yang ada di sekitar kos, saya berusaha mencari informasi mengenai vegetarian di internet. Ternyata fakta-fakta yang saya temukan sangatlah mengejutkan, saya menemukan begitu banyak manfaat kesehatan yang diperoleh dari diet vegetarian, saya menemukan begitu banyak orang-orang cerdas, penemu-penemu hebat, dan pemikir-pemikir besar masa lalu yang ternyata juga memilih vegetarian sebagai pilihan diet mereka. Saya juga menemukan banyak aktor dan aktris terkenal di dunia yang bervegetarian. Dan yang memberi saya semangat bahwa vegetarian tidak akan kekurangan gizi adalah ketika saya menemukan banyaknya atlet-atlet berprestasi dunia yang ternyata juga vegetarian, bahkan beberapa di antaranya adalah atlet binaraga berprestasi! Dan terakhir, saya juga menemukan bagaimana pola makan vegetarian menghemat sumber daya alam di planet ini secara sangat luar biasa signifikan sekali!
Beberapa tokoh vegan terkemuka dunia
Dan yang menjadi motivasi terkuat saya untuk bervegetarian adalah: saya tidak bisa menutup mata dan telinga saya atas kekejaman hewan yang terjadi setiap hari di luar sana, di peternakan-peternakan dan tempat pemotongan hewan. Saya tidak bisa tenang membayangkan ada jutaan hewan yang harus mengakhiri hidupnya dengan segala teriakan ketakutan dan kengerian hanya demi memuaskan keinginan lidah saya. Bila Anda belum pernah melihat video dan investigasi praktek peternakan, cobalah untuk melihatnya sekali-sekali, Anda akan mengerti apa yang saya bicarakan. Sir Paul McCartney (mantan personil band “The Beatles”) menggambarkannya dengan kata-kata yang terkenal hingga kini:
“Bila rumah pemotongan hewan berdinding kaca, semua orang akan menjadi vegetarian.”
Sejak itulah saya membulatkan tekad untuk menjadi vegetarian.
Menjalani Vegetarian
Saya lahir dan besar di Balikpapan, Kalimantan Timur. Kemudian hidup sebagai anak kos di Surabaya saat saya melanjutkan pendidikan di Universitas. Saya hidup di kos dengan fasilitas yang sangat minim, tidak punya kendaraan, televisi, koran, bahkan kos saya tidak menyediakan nasi putih. Kesibukan kuliah, tidak adanya nasi putih dari kos, dan minimnya kemampuan memasak membuat saya memilih untuk membeli makanan dari luar. Lantas bagaimana saya menyiasati bervegetarian di saat itu? Yang saya lakukan adalah memilih menu-menu yang memang bebas dari daging, misalnya pecel dan gado-gado. Sebagai variasi, saya juga sering memesan nasi campur yang lauk pauknya bisa saya pilih. Dengan begitu saya bisa memilih tahu tempe dan sayur mayur tanpa daging lainnya. Saya juga memesan nasi goreng, nasi capcay tanpa daging dan telur. Pada dasarnya yang kita butuhkan hanyalah kecermatan dan kreativitas untuk memodifikasi menu yang sudah ada.
…jangan enggan untuk mengkonsumsi sayur, jangan lupakan tahu tempe, dan makanlah buah-buahan…
Yang senantiasa saya perhatikan untuk keseimbangan menu adalah konsumsi yang variatif. Perhatikanlah sumber protein (berasal dari tahu tempe), dan vitamin-mineral (berasal dari sayur dan buah-buahan). Saya tidak membuat daftar gizi khusus untuk mengatur makanan saya, saya adalah orang praktis (terjemahan: malas) untuk melakukan hal-hal seperti itu. Pesan saya untuk Anda semua adalah jangan enggan untuk mengkonsumsi sayur, jangan lupakan tahu tempe, dan makanlah buah-buahan. Variasikanlah jenis sayur dan buah yang Anda makan semampu Anda. Semakin Anda menjalaninya, semakin mudah bagi Anda nantinya. Saat ini saya sudah menjadi pemakan segala sayur, mulai dari yang berwarna hijau, kuning, jingga, ungu, dan lain-lain. Saya kebetulan pernah mendengar anjuran gizi yang memang menyarankan kita untuk mengkonsumsi sayuran bermacam-macam warna. Tetapi tentu itu bila kondisi memungkinkan. Pada kenyataannya, tidak adanya kendaraan membuat menu makan saya cenderung monoton karena saya hanya bisa mencari makanan di sekitar kos saya. Disaat saya malas mengkonsumsi buah, biasa saya membeli jus buah-buahan yang ada disekitar kampus.
Ada yang berkata: “Saya tidak bisa bervegetarian karena biayanya mahal!” Saya harus berkata kepada orang-orang seperti itu bahwa: Anda salah! Jujur saya datang ke Surabaya dengan dana pas-pasan. Uang kiriman dari orang tua sudah tidak banyak tersisa bila dipotong oleh biaya kos dan kuliah. Tetapi saya justru terbantu karena pola makan saya sangat hemat! Saya masih bisa menyisihkan uang pada akhir bulan untuk keperluan lain karena uang makan saya masih tersisa. Sebagai gambaran, di warung favorit saya dan teman-teman saya. Sekali makan saya hanya menghabiskan uang Rp. 3.500,- untuk seporsi nasi campur dan sebotol susu kedelai. Lauk nasi campur saya adalah tahu/tempe goreng, dan sayurnya saya ganti-ganti sesuai keinginan saat itu, mulai dari sop sayur hingga sayur lodeh. Sementara itu, teman-teman saya biasanya menghabiskan uang antara Rp 5.000,- hingga Rp. 7.000,- untuk sepiring nasi campur dan segelas es teh manis. Terkadang ada beberapa teman yang iri melihat betapa iritnya saya makan, dengan minuman yang lebih baik pula… ;)
Manfaat Vegetarian
Lantas, apa yang saya rasakan setelah bervegetarian? Kebetulan saya orang yang tidak banyak memperhatikan diri saya sendiri, saya tidak merasa mengalami apa yang orang-orang ceritakan seperti: “Wah, ketika mulai bervegetarian badan saya langsung tambah enteng dan bugar”, atau yang lain berkata: “Awal bervegetarian, tubuh saya terasa agak lemas, tetapi setelah adaptasi beberapa hari, stamina dan ketahanan tubuh saya menjadi jauh lebih baik.” Saya tidak merasakan apapun dalam proses peralihan tersebut. Tetapi saya punya cerita yang menarik:
Saat itu saya baru menyadari bahwa ternyata selama ini saya amat sangat jarang sekali sakit.
Sejak kecil, saya bertubuh lemah dan gampang sakit, mulai dari diare, batuk, pilek, dan penyakit-penyakit ringan lainnya. Pernah juga dua-tiga kali terserang penyakit besar yang mengharuskan saya diopname di rumah sakit. Bahkan orang tua saya pernah bercerita bahwa mereka pernah hampir kehilangan saya karena sakit yang parah tersebut (di waktu kecil). Lemahnya tubuh saya menyebabkan sepanjang tahun saya senantiasa mengkonsumsi berbagai obat-obatan, mulai dari obat diare, batuk, pilek, bahkan obat sakit kepala. Dan ketika berangkat ke Surabaya untuk pertama kalinya, saya masih ingat orang tua saya menyiapkan satu tas penuh yang berisi obat-obatan. Sesampainya di kos, saya meletakkan obat-obatan itu di sebuah lemari yang terletak di sudut kamar saya.
Pada awal kuliah saya masih sering mengakses lemari tersebut karena gangguan kesehatan memang terus merongrong saya. Sampai kira-kira awal semester empat saya mulai bervegetarian, dan seperti yang saya sampaikan sebelumnya, saya tidak peduli dengan kondisi saya dan terus menjalani kehidupan apa adanya. Sampai kira-kira mendekati kelulusan, di awal semester sepuluh (saya termasuk terlambat lulus dan pernah cuti ketika ibu saya sakit), saya mencium bau yang tidak enak di kamar kos saya, yang ternyata berasal dari lemari obat di sudut kamar saya tersebut. Ketika saya membukanya, saya baru sadar betapa saya sangat jarang, bahkan dalam satu-dua tahun terakhir itu sudah tidak pernah lagi menyentuh obat-obatan tersebut. Akibatnya lemari tersebut penuh dengan obat kadaluarsa berbau tidak enak yang akhirnya saya buang semua. Saat itu saya baru menyadari bahwa ternyata selama ini saya amat sangat jarang sekali sakit. Saya juga bukan orang yang suka mengkonsumsi obat-obatan dan vitamin, karena itu ketika saya sakit sedikit, saya tidak lantas mengkonsumsi obat. Dan ternyata ketahanan dan daya pulih saya terhadap penyakit memang meningkat drastis.
Sejak bervegetarian, saya bisa mengucapkan selamat tinggal pada kotak obat yang setia menemani sejak saya kecil
Lantas, apakah seorang vegetarian tidak bisa sakit? Tentu bisa. Tetapi frekuensi sakit saya berkurang sangat drastis sekali. Bila dulu bisa mengunjungi dokter sekali dalam sebulan, kini.. saya lupa, sepertinya terakhir saya berkunjung ke dokter sekitar 3-4 tahun lalu. Kemudian bila dulunya saya wajib punya stok obat satu kotak penuh karena berbagai penyakit rutin mengunjungi saya, kini tidak perlu lagi. Saya sudah mengucapkan selamat tinggal pada kotak obat saya. Ketika butuh obat, saya tinggal mendatangi apotek terdekat. Semoga ini tidak menjadi kabar buruk bagi teman-teman dokter. Bukankah kewajiban tulus seorang dokter adalah menciptakan masyarakat sehat dan sejahtera? ;)
Tantangan Sosial
Pada awal bervegetarian saya juga meneteskan air liur melihat teman-teman yang menikmati berbagai hidangan favorit saya di masa lalu.
Banyak yang bertanya kepada saya: “Apakah kamu tidak tergoda ketika melihat makanan daging yang enak-enak di depanmu?” Saya jawab jujur: saya tergoda. Pada awal bervegetarian saya juga meneteskan air liur melihat teman-teman yang menikmati berbagai hidangan favorit saya di masa lalu. Saya juga meneteskan air liur ketika melihat iklan-iklan makanan favorit saya di masa lalu yang ditayangkan di televisi maupun di media cetak. Apalagi teknik fotografi dan video zaman sekarang begitu canggih, mereka menampilkan gambar-gambar yang sangat menggoda lidah saya. Tetapi karena waktu itu saya memiliki komitmen dan keteguhan hati, saya selalu mengingatkan diri saya sendiri. Jangan! Sepotong makanan inilah yang membuat umurmu tambah pendek dan sakit-sakitan, sepotong makanan inilah yang mengakibatkan miliaran hewan tak berdosa harus menderita dan dibunuh setiap tahunnya, sepotong makanan inilah yang menyebabkan kerusakan parah planet ini, sepotong makanan inilah yang menyebabkan banyak orang-orang kelaparan di luar sana. Dan setelah pertarungan batin tersebut, akhirnya saya tidak jadi menyentuh makanan-makanan tersebut. Pada awalnya, memang komitmen dan motivasi kuatlah yang harus kita miliki. Seiring dengan berjalannya waktu, Anda akan semakin terbiasa untuk tidak menyentuh daging. Dan sekarang, saya sama sekali sudah tidak tergoda untuk menyentuh daging.
Tetapi saya punya kabar gembira lain untuk Anda. Berkat pesatnya pertumbuhan populasi vegetarian dan vegan di dunia, saat ini sudah tersedia sangat banyak sekali tempat-tempat makan vegetarian yang menjual berbagai menu daging favorit Anda dalam versi vegetarian. Anda bisa menjumpai sate ‘ayam’, soto ‘daging’, pizza, hamburger, steak, dan bermacam-macam menu vegetarian lainnya yang terlihat, bertekstur, dan berbau seperti daging. Anda masih bisa makan dengan nikmat, tanpa perlu khawatir meracuni diri Anda dengan berbagai substansi berbahaya dari sepotong daging, dan yang terpenting Anda tidak ikut andil dalam menyebabkan penderitaan bagi miliaran hewan di luar sana. Anda hanya perlu mengunjungi restoran ataupun depot vegan terdekat dari tempat Anda. Mereka umumnya juga menjual daging sintetis yang terbuat dari jamur, kedelai, ataupun tepung-tepungan yang dapat Anda beli untuk diolah sendiri di rumah.
Menu-menu vegan masa kini semakin bervariatif, dan rasanya… enak bin nikmat..!
Kesulitan sesungguhnya yang saya rasakan adalah ketika saya harus beraktifitas bersama teman-teman atau keluarga. Apalagi sepuluh tahun lalu tidak banyak rumah makan dan pesta-pesta yang memberikan pilihan menu vegetarian. Akhirnya saya sering tertekan secara mental ketika menghadiri acara-acara makan bersama teman atau keluarga. Sering mereka mengejek atau berusaha menggoda saya karena di satu pesta seringkali saya tidak menyentuh makanan apapun kecuali makanan penutup, yaitu puding atau buah-buahan. Disaat jatuh dan sedih tersebut, saya terkadang merasa tidak ingin lagi menghadiri pesta-pesta dan undangan dari teman atau keluarga sampai saya akhirnya menguatkan diri saya dengan sebuah pemikiran: Saya harus kuat, justru sayalah yang harus memberikan contoh dan inspirasi bagi orang-orang lainnya. Pandangan aneh yang mereka berikan kepada saya harus saya abaikan, justru pandangan aneh itu akan tertanam dalam benak mereka, mereka akan mulai tahu bahwa ada pola makan yang sehat dan sangat baik bagi planet kita tercinta ini. Untuk memulai sebuah perubahan harus ada pengorbanan, dan saya siap berkorban untuk itu.
Akhirnya konsistensi dan manfaat vegetarian yang terlihat dari keseharian sayalah yang memberi mereka inspirasi untuk ikut bervegetarian.
Lihatlah bagaimana pejuang-pejuang kemanusiaan yang menentang perbudakan, menentang diskriminasi ras dan gender, pejuang hak-hak azasi manusia harus menderita. Bukan terima kasih yang mereka dapatkan, tetapi kadang siksaan dan bahkan sebutir peluru yang mengakhiri hidup mereka. Tetapi bukankah sekarang kita semua bisa merasakan manfaat dari perjuangan orang-orang seperti itu? Dari sana saya pun mulai bangkit dan tidak banyak peduli dengan apa yang dikatakan orang ketika saya harus hadir di pesta maupun acara makan bersama. Ternyata memang semua itu berbuah. Saya adalah satu-satunya vegetarian di dalam keluarga saya. Namun baru-baru ini akhirnya adik laki-laki dan kakak perempuan saya juga beralih menjadi vegan total yang berkomitmen, padahal saya tidak pernah memaksakan pandangan ini pada mereka. Akhirnya konsistensi dan manfaat vegetarian yang terlihat dari keseharian sayalah yang memberi mereka inspirasi untuk ikut bervegetarian. Begitupun teman-teman saya, ada beberapa yang sudah menjadi vegetarian total yang berkomitmen, dan ada yang mulai mengurangi konsumsi dagingnya. Apalagi belakangan ini manfaat vegetarian dari sudut pandang kesehatan dan ekologi terus menjadi topik yang hangat, bahkan beberapa kali sempat dimuat di media-media besar lokal Indonesia.
Ayo Semangat :)
Karena itu saya mengajak Anda yang ingin mencoba menjadi vegetarian ataupun pernah menjadi vegetarian, dan pernah mengalami segala tantangan yang hebat dari keluarga maupun lingkungan. Jangan menyerah! Anda sedang melakukan sesuatu yang benar. Tetapi janganlah menjadi seorang ekstrimis, berikanlah pengertian, bukan menciptakan pertentangan yang keras di lingkungan Anda. Untuk Anda ketahui: Saya ditentang habis-habisan ketika saya mulai mengutarakan maksud saya untuk bervegetarian di keluarga saya. Orang tua saya takut saya kekurangan gizi, paman-paman dan nenek saya takut saya menjadi orang aneh yang akan sulit hidup di masyarakat. Mereka khawatir saya tidak bisa menemukan jodoh bila saya vegetarian, mereka khawatir bagaimana saya harus menjalani kehidupan pekerjaan dan menjalin hubungan baik dengan relasi bisnis bila menjadi vegetarian.
Saya tidak menyalahkan mereka. Pertentangan mereka adalah wujud cinta dan kepedulian mereka kepada saya, mereka mengkhawatirkan masa depan saya. Tetapi di lain pihak saya juga tumbuh sebagai manusia dewasa yang tahu apa yang baik bagi saya. Akhirnya saya mulai lebih aktif mencari informasi mengenai vegetarianisme, dan membabarkannya di hadapan keluarga dan teman-teman yang menentang saya. Saya tidak melakukan hal-hal ekstrim yang hanya memperkeruh suasana. Hal paling keras yang saya lakukan hanyalah mengambil sikap tegas, yaitu saya benar-benar menerapkan pola makan vegetarian di rumah (di Balikpapan) maupun di kos dan kampus (di Surabaya). Saya sudah memaparkan semua fakta, hasil riset, dan bukti-bukti ilmiah mengenai manfaat vegetarian, dan sekarang sudah saatnya saya memulai tindakan nyata.
Kemenangan terhebat Anda adalah ketika Anda mampu mengalahkan diri Anda sendiri! Tidak ada musuh yang lebih sulit dikalahkan daripada diri Anda sendiri.
Bervegetarian bukan hanya mengendalikan apa yang Anda makan, tetapi lebih penting lagi melatih kepekaan Anda pada lingkungan dan makhluk hidup di sekitar Anda. Jadilah seorang vegetarian yang peka dan mengasihi lingkungan Anda, baik itu keluarga, teman-teman, orang-orang yang kita temui di jalan, hingga saudara-saudara hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar kita. Ingatlah kebijaksanaan berikut ini: Kemenangan terhebat Anda adalah ketika Anda mampu mengalahkan diri Anda sendiri! Tidak ada musuh yang lebih sulit dikalahkan daripada diri Anda sendiri. Lihatlah betapa sulitnya orang berhenti merokok, melepaskan ketergantungan dari obat-obatan terlarang, melepaskan diri dari kecanduan terhadap pornografi, game, dan lain-lain. Tetapi beberapa orang pemberani dan penuh tekad bisa melakukannya, jadilah orang-orang itu, jadilah pemenang sejati! Diet vegetarian bukan hanya baik untuk Anda, tetapi baik untuk anak cucu Anda di masa depan, baik untuk orang-orang lain di dunia yang kelaparan, baik untuk para hewan, baik untuk pemeliharaan sumber daya alam di bumi, bahkan baik untuk menyelamatkan dunia ini dari ancaman perubahan iklim dan pemanasan global.
Bila saya mengingat pola makan saya sejak kecil. Terkadang saya sendiri tidak percaya bagaimana saya berbalik 180 derajat dari seorang yang tidak bisa makan sayur menjadi seperti sekarang ini: Hanya makan sayur!
Semoga tulisan pendek yang akhirnya menjadi sangat panjang ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi yang berguna bagi Anda, untuk memulai sesuatu yang benar, yang akan membuat Anda menjadi pemberani dan makhluk mulia yang sesungguhnya. Yang bisa menyelamatkan dunia dari kehancuran saat ini bukanlah superhero dalam kisah fiksi seperti superman, iron man, dan spider man. Tetapi Andalah calon-calon penyelamat dunia ini. Berjuanglah! Dari hati yang terdalam dan setulus-tulusnya: saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk Anda semua.. para pahlawan penyelamat Bumi. :)
Tambahan: Bila Anda malas membaca buku, luangkanlah sedikit waktu untuk menonton video Gary Yourofsky ini. Informasi di dalamnya sungguh padat dan informatif, namun disampaikan dengan atraktif. Tersedia juga teks bahasa Indonesia.
Pingback: Awal Menjadi Vegetarian |