Apa alasan manusia makan daging (hewan)? Sebagian orang mengatakan bahwa tubuh kita membutuhkan daging untuk bertahan hidup. Dikatakan bahwa manusia yang tidak makan daging akan kekurangan gizi, tidak dapat tumbuh besar dan kuat, menjadi orang bodoh, dan lain-lain. Benarkah kita harus makan daging?
Bertahan Hidup: Ilmu gizi modern telah membuktikan bahwa daging merupakan penyebab berbagai masalah kesehatan yang dialami manusia. Studi fisiologis juga membuktikan bahwa tubuh manusia pada dasarnya didesain untuk mengolah makanan yang berbasis nabati. Fakta-fakta ini diperkuat lagi dengan kesaksian jutaan manusia yang telah mengadopsi dan merasakan manfaat positif pola makan nabati (termasuk saya).
Kecerdasan: Sejarah telah menjadi saksi bahwa orang-orang paling cerdas yang ada dalam sejarah umat manusia adalah orang-orang vegetarian: Pitagoras (penemu teorema pitagoras), Isaac Newton (penemu hukum Newton), Thomas Edison (penemu lampu dan gramofon), Henry Ford (pendiri Ford Motor Company), Albert Einstein (penemu teori relativitas), dan masih banyak lagi.
Tumbuh Besar dan Kuat: Protein, kalsium, zat besi, karbohidrat.. semua zat gizi yang ditemui pada daging tersedia melimpah ruah di kerajaan tumbuh-tumbuhan—dalam bentuk yang utuh, sehat, dan mudah diserap oleh tubuh kita. Lihatlah bagaimana gajah, jerapah, sapi, badak, dan kuda dapat tumbuh besar, tinggi, dan kuat hanya dengan memakan tumbuhan. Bahkan panda liar yang diklasifikasikan sebagai keluarga karnivora ternyata dapat tumbuh besar (900 kali berat lahirnya) hanya dengan pola makan herbivora (panda liar makan bambu). Sejarah juga mencatat banyak atlet-atlet berprestasi yang memilih pola makan vegetarian, termasuk atlet binaraga Bill Pearl yang mencatat prestasi tiga kali Mr. Universe semasa karirnya sebagai binaragawan.
Lantas, apa alasan orang makan daging?
Gary Yourofsky, seorang aktivis hak hewan menyimpulkan bahwa ada empat alasan mengapa manusia makan daging: Kebiasaan, Tradisi, Kemudahan, Rasa.
1. Kebiasaan
Sejak bayi, orang tua kita mulai mengajarkan kita untuk makan daging dengan cara mencampurkan daging tersebut ke dalam makanan bayi. Tahun demi tahun berlalu, akhirnya kita mulai terbiasa dan belajar mencintai daging. Adalah sangat sulit mengubah kebiasaan yang telah terbentuk selama bertahun-tahun. Apalagi ketika kebiasaan tersebut dibenarkan oleh orang-orang di sekitar kita.
Menyadari bahwa makan daging adalah kebiasaan yang terlanjur tertanam dalam pikiran kita adalah langkah awal yang baik untuk berubah. Bukalah cakrawala pikiran Anda seluas-luasnya. Jauhkan segala prasangka dan beranikan diri Anda untuk keluar dari zona nyaman Anda sendiri. Gunakanlah logika dan hati nurani Anda untuk memutuskan pola makan seperti apa yang terbaik bagi kesehatan Anda, lingkungan, dan anak cucu kita di masa depan.
2. Tradisi
Kebiasaan makan daging yang telah ada selama ribuan tahun berkembang menjadi tradisi. Bahkan dalam tradisi-tradisi tertentu, adalah wajib hukumnya untuk menyediakan menu daging dalam acara-acara tertentu.
Tetapi haruskah kita mengikuti tradisi secara ketat selamanya? Jaman terus berubah. Dan manusia dapat bertahan melalui ganasnya tantangan alam selama ribuan tahun berkat kemampuannya untuk berubah dan beradaptasi. Bila ilmu pengetahuan modern dan fakta-fakta logis telah membuktikan bahwa tradisi makan daging membahayakan kesehatan pribadi dan lingkungan tempat kita berpijak, bukankah sangat bijaksana jika kita dapat mengubah atau melakukan adaptasi pada tradisi tersebut?
3. Kemudahan
Di tengah-tengah masyarakat pemakan daging. Terkadang sulit rasanya menjadi vegetarian. Daging dianggap sebagai makanan ‘mewah’ dan ‘bergizi’ sehingga hampir semua rumah makan di dunia ini berusaha memasukkan daging dan produk turunan hewan lainnya sebanyak yang mereka bisa di semua menu yang ada. Begitu juga dengan produsen makanan yang mencoba untuk memasukkan daging, telur, ataupun susu ke dalam semua produk yang mereka produksi, untuk menciptakan kesan ‘mewah’ dan ‘bergizi’.
Seperti yang saya ceritakan dalam pengalaman saya, tantangan terberat bagi saya untuk menjadi vegetarian adalah lingkungan pergaulan dan keluarga saya.
Hal ini diperparah lagi dengan lingkungan di sekitar kita yang tidak terbiasa dengan vegetarian sehingga menganggap vegetarian adalah hal yang aneh (makanan ‘mewah’ & ‘bergizi’ kok malah gak dimakan), merepotkan, dan lain-lain. Seperti yang saya ceritakan dalam pengalaman saya, tantangan terberat bagi saya untuk menjadi vegetarian adalah lingkungan pergaulan dan keluarga saya.
Lantas, apakah menjadi pemakan daging ‘lebih mudah’ daripada menjadi vegetarian? Jawabannya “Iya.” Memang ada kerepotan-kerepotan tersendiri dalam proses meninggalkan daging sepenuhnya. Tetapi bila hal itu baik bagi kesehatan Anda, baik bagi orang-orang di sekitar Anda, bahkan baik bagi kondisi Bumi secara keseluruhan, bukankah hal itu layak diperjuangkan? Pepatah mengatakan adalah mudah dan lebar jalan menuju kehancuran, adalah sulit dan sempit jalan menuju kejayaan/kebenaran. Menempuh jalan yang sulit demi hal yang benar akan membawa Anda pada kemenangan sejati. Kemenangan bagi kesehatan Anda, anak cucu kita, para hewan, serta planet Bumi dan seluruh isinya.
4. Rasa
Ya, rasa masakan daging itu enak. Saya juga mengakuinya. Dua puluh tahun saya hidup sebagai pemakan daging sejati. Dan saya harus jujur bahwa rasa masakan daging memang enak.
Tetapi, pernahkah Anda sadari bahwa rasa dari masakan daging yang Anda nikmati tersebut sesungguhnya berasal dari rempah yang seratus persen tumbuhan? Bayangkan sate ayam, bukankah yang nikmat adalah rasa bumbu kacangnya, kecapnya, wangi bawangnya? Bayangkan bila Anda memakan sate ayam tanpa semua bumbu nabati tersebut, tentu lain ceritanya.
Ada kabar baik buat Anda yang gemar makanan enak: Ditengah pesatnya perkembangan vegetarian di dunia, produsen mulai mempertimbangkan pentingnya pasar vegetarian dengan membuat berbagai produk pengganti daging yang punya tekstur dan rasa yang mirip daging sebenarnya. Para juru masak di berbagai rumah makan maupun hotel juga makin mengerti kebutuhan para vegetarian. Untuk menciptakan makanan yang enak sesungguhnya dibutuhkan juru masak dan bumbu yang hebat, bukan bergantung pada bahan mentah semata. Jadi bila Anda gemar makan makanan enak, mari kita berkreasi untuk menciptakan makanan vegetarian yang enak-lezat! Bahkan hal ini adalah ladang bisnis yang semakin berkembang seiring dengan meningkatnya populasi vegetarian di dunia.

Loving Hut menyediakan menu steak vegan yang berasal dari bahan nabati. Rasa dan teksturnya dapat mengecoh penggemar steak daging.
Jadi… Kebiasaan, Tradisi, Kemudahan, Rasa. Itulah alasan manusia makan daging.
Tambahan: Bila Anda malas membaca buku, luangkanlah sedikit waktu untuk menonton video Gary Yourofsky ini. Informasi di dalamnya sungguh padat dan informatif, namun disampaikan dengan atraktif. Tersedia juga teks bahasa Indonesia.
2 comments