“Tanyakan kepada ilmuwan yang melakukan uji coba pada hewan mengapa mereka melakukannya, jawaban mereka adalah: ‘Karena hewan itu sama seperti kita.’ Tanyakan pada mereka mengapa percobaan pada hewan dapat diterima secara moral, jawaban mereka adalah: ‘Karena hewan itu tidak sama dengan kita.’ Dasar uji coba pada hewan adalah logika yang sangat berkontradiksi.”
Empat Alasan Makan Daging
Apa alasan manusia makan daging (hewan)? Sebagian orang mengatakan bahwa tubuh kita membutuhkan daging untuk bertahan hidup. Dikatakan bahwa manusia yang tidak makan daging akan kekurangan gizi, tidak dapat tumbuh besar dan kuat, menjadi orang bodoh, dan lain-lain. Benarkah kita harus makan daging?
Seseorang berkata padaku, “Bagaimana rasa ‘makanan kelinci’ (sayuran) yang kau makan?” Aku jawab, “Baik, dan bagaimana rasa ‘makanan burung bangkai’ (daging) yang kau makan?”
* (daging=bangkai hewan)
James Cameron Menjadi Vegan Demi Hewan dan Planet Bumi
UPDATE: Di bawah ini kami menyertakan video dan transkrip pidato James Cameron tentang pola makannya yang baru.
James Cameron menjadi vegan! Pria pecinta lingkungan yang ada di balik film tersukses sepanjang sejarah, yaitu Avatar, mengungkapkan bahwa dirinya telah menjadi vegan, dan dia telah membawa seluruh anggota keluarganya untuk melakukan hal yang sama.
Ketika ditanya bagaimana keluarganya bereaksi pada pola makan mereka yang baru ini, dia berkata, “…anak-anak menginginkan hamburger dan coca cola karena mereka adalah anak-anak. Tetapi pada dasarnya kesadaran seluruh umat manusia hanyalah setara dengan anak berumur lima tahun. Sesungguhnya makan daging itu tidak perlu, kita melakukannya karena kita menginginkannya, jadi itu adalah pilihan moral, dan pilihan itu memiliki dampak yang besar bagi planet ini, menghabiskan sumber-sumber dayanya dan menghancurkan lingkungan.”
Selama manusia masih menumpahkan darah dari makhluk-makhluk yang tidak berdosa, maka tidak akan ada kedamaian, kebebasan, dan keharmonisan di antara umat manusia. Pembantaian dan Keadilan tidak dapat berjalan bersama-sama.
Sapi Yang Menangis
Kisah nyata berikut ini diceritakan oleh Ajahn Brahm dalam buku ‘Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya’.
Saya tiba lebih awal untuk memimpin kelas meditasi di sebuah penjara dengan pengamanan minim. Seorang narapidana yang tak pernah saya jumpai sebelumnya, telah menunggu untuk berbicara dengan saya. Dia seorang manusia sebesar raksasa dengan rambut seperti semak belukar, berjanggut, dengan lengan penuh tato; bekas-bekas luka di wajahnya memberitahu saya bahwa dia telah mengalami banyak perkelahian sadis. Dia terlihat begitu menakutkan sampai-sampai saya heran kenapa dia datang untuk belajar meditasi. Dia bukan jenis orang yang belajar meditasi. Tentu saja saya salah.
Aku tidak mengerti mengapa meminta seseorang untuk menjalani pola makan vegetarian yang seimbang dianggap sebagai sesuatu yang terlalu ‘drastis’, sementara itu melakukan bedah jantung pada seseorang dan selanjutnya mengharuskan orang itu memakan obat penurun kolesterol hingga akhir hayatnya dianggap ‘biasa’ dalam dunia medis.
Hidup Selaras Dan Menghormati Semua Ciptaan Yang Ada Di Alam
Ada sebuah cerita dari teks spiritual Zhuang Tzu: dewa sungai bertanya kepada dewa laut: “Apakah alam itu? Apakah manusia itu?” Dan dewa laut menjawab, “Seekor kuda berlari dengan empat kakinya. Itulah alam. Dia yang memasang tali kekang, mengikatnya di satu tempat, dan memaksanya bekerja keras itulah manusia.” (dari bab berjudul ‘Banjir Musim Gugur’ di teks Zhuang Tzu). Kita tidak mengikuti cara alam bekerja. Kita ingin mengikat ini atau menangkap itu. Kita melubangi hidung seekor sapi dan menariknya dengan tali yang diikat pada cincin dihidungnya. Seekor anak sapi tidak terlahir dengan hidung berlubang ataupun tali. Hal-hal itu datang dari manusia.
Seekor sapi mati yang tergeletak di padang rumput disebut sebagai bangkai yang membusuk, tetapi bangkai yang sama digantung disebuah toko daging disebut sebagai makanan.
Hewan Harus Dikeluarkan Dari Menu Kita, Sebuah Pidato (Yang Sangat!) Inspiratif Dari Philip Wollen
Sebuah pidato yang sangat inspiratif dari Philip Wollen, seorang filantropis Australia yang juga mantan wakil presiden Citibank dan general manager di Citicorp. Video ini belum menyediakan translasi bahasa Indonesia dan kami menyediakan transkrip bahasa Indonesianya untuk memudahkan Anda memahami pidato ini. Tetapi kami tetap menyarankan Anda untuk menonton videonya (hitung-hitung belajar listening bahasa Inggris :). Berikut adalah transkrip pidato dari video di atas:
Transkrip Dalam Bahasa Indonesia
Pada suatu malam, disebuah tebing yang curam, Raja Lear bertanya pada kepada Pangeran Earl dari Gloucester yang matanya buta. “Bagaimana kau melihat dunia?”
Dan pria buta dari Gloucester itu menjawab “Aku melihat dunia dengan perasaan.”
Bukankah kita semua seharusnya begitu?