Sebuah video jahil yang lucu, tetapi juga memiliki pesan yang mendalam:
Sebuah video jahil yang lucu, tetapi juga memiliki pesan yang mendalam:
Bila pengertian ‘anti’ disini adalah tidak makan daging, maka itu benar. Tetapi bila makna ‘anti’ tersebut adalah ‘tidak suka’, maka jawabannya tidak juga.
Saya berharap suatu hari nanti umat manusia akan sadar. Kita harus sadar bahwa hewan sama dengan kita. Manusia dan hewan pada dasarnya sama, hanya berbeda bentuk. Mereka hanyalah bunga yang jenisnya berbeda, tetapi kita semua adalah bunga. Seberapa sederhananya hal itu? Tetapi betapa susahnya menanamkan hal itu ke dalam hati seseorang. Yah, saya senang kalian mempercayai saya, dan saya senang kalian mengikuti jalan hidup yang penuh kasih, jalan “hidup dan membiarkan yang lainnya hidup.” (Tepuk tangan)
Apa alasan manusia makan daging (hewan)? Sebagian orang mengatakan bahwa tubuh kita membutuhkan daging untuk bertahan hidup. Dikatakan bahwa manusia yang tidak makan daging akan kekurangan gizi, tidak dapat tumbuh besar dan kuat, menjadi orang bodoh, dan lain-lain. Benarkah kita harus makan daging?
Selama manusia masih menumpahkan darah dari makhluk-makhluk yang tidak berdosa, maka tidak akan ada kedamaian, kebebasan, dan keharmonisan di antara umat manusia. Pembantaian dan Keadilan tidak dapat berjalan bersama-sama.
Kisah nyata berikut ini diceritakan oleh Ajahn Brahm dalam buku ‘Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya’.
Saya tiba lebih awal untuk memimpin kelas meditasi di sebuah penjara dengan pengamanan minim. Seorang narapidana yang tak pernah saya jumpai sebelumnya, telah menunggu untuk berbicara dengan saya. Dia seorang manusia sebesar raksasa dengan rambut seperti semak belukar, berjanggut, dengan lengan penuh tato; bekas-bekas luka di wajahnya memberitahu saya bahwa dia telah mengalami banyak perkelahian sadis. Dia terlihat begitu menakutkan sampai-sampai saya heran kenapa dia datang untuk belajar meditasi. Dia bukan jenis orang yang belajar meditasi. Tentu saja saya salah.
Aku tidak mengerti mengapa meminta seseorang untuk menjalani pola makan vegetarian yang seimbang dianggap sebagai sesuatu yang terlalu ‘drastis’, sementara itu melakukan bedah jantung pada seseorang dan selanjutnya mengharuskan orang itu memakan obat penurun kolesterol hingga akhir hayatnya dianggap ‘biasa’ dalam dunia medis.
Seekor sapi mati yang tergeletak di padang rumput disebut sebagai bangkai yang membusuk, tetapi bangkai yang sama digantung disebuah toko daging disebut sebagai makanan.
Sebuah pidato yang sangat inspiratif dari Philip Wollen, seorang filantropis Australia yang juga mantan wakil presiden Citibank dan general manager di Citicorp. Video ini belum menyediakan translasi bahasa Indonesia dan kami menyediakan transkrip bahasa Indonesianya untuk memudahkan Anda memahami pidato ini. Tetapi kami tetap menyarankan Anda untuk menonton videonya (hitung-hitung belajar listening bahasa Inggris :). Berikut adalah transkrip pidato dari video di atas:
Pada suatu malam, disebuah tebing yang curam, Raja Lear bertanya pada kepada Pangeran Earl dari Gloucester yang matanya buta. “Bagaimana kau melihat dunia?”
Dan pria buta dari Gloucester itu menjawab “Aku melihat dunia dengan perasaan.”
Bukankah kita semua seharusnya begitu?
Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.”
Kejadian 1 : 29
Lebih baik tidak makan daging atau minum anggur atau melakukan apa saja kalau hal itu menyebabkan seorang saudara seiman menjadi berdosa.
Roma 14 : 21